Air Terjun Sedudo adalah sebuah air terjun dan obyek wisata yang terletak di Desa Ngliman Kecamatan
Sawahan,
Kabupaten Nganjuk,
Jawa Timur. Jaraknya sekitar 30 km arah selatan ibukota kabupaten Nganjuk. Berada pada ketinggian 1.438 meter dpl, ketinggian air terjun ini sekitar 105 meter. Tempat wisata ini memiliki fasilitas yang cukup baik, dan jalur transportasi yang mudah diakses. Masyarakat setempat masih mempercayai, air terjun in memiliki kekuatan supra natural. Lokasi wisata alam ini ramai dikunjungi orang pada bulan
Sura (kalender Jawa). Konon mitos yang ada sejak zaman
Majapahit, pada bulan itu dipercaya membawa berkah awet muda bagi orang yang mandi di
air terjun tersebut. Setiap Tahun Baru Jawa, air terjun Sedudo dipergunakan untuk upacara ritual, yaitu memandikan arca dalam upacara
Parna Prahista, yang kemudian sisa airnya dipercikan untuk keluarga agar mendapat berkah keselamatan dan awet muda. Hingga sekarang pihak Pemkab Nganjuk secara rutin melaksanakan acara ritual Mandi Sedudo setiap tanggal 1 Suro .
v SEJARAH AIR TERJUN SEDUDO
Berendam di Air Terjun Sedudo
Air Terjun Sedudo di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, pada ketinggian 2.552 meter di atas permukaan laut.
Obyek wisata ini tak hanya menawarkan keindahan panorama alam dan sejuknya guyuran air. Tapi juga ritual tradisional di saat bulan purnama. Dari ritual itulah sebatang aliran sungai dihayati sebagai sumber kehidupan.
Berada di kawasan Gunung Wilis yang berpanorama indah dan berhawa sejuk, obyek wisata air terjun Sedudo bisa dipilih sebagai tujuan wisata yang menyenangkan. Meski hanya ada air terjun, tapi pengunjung akan segera tahu, air terjun itulah yang memberikan berkah secara ekonomis serta mendatangkan kemakmuran bagi masyarakat sekitar. Setidaknya air yang mengalir dari air terjun itu mampu memberikan suplai air yang cukup sepanjang tahun bagi ratusan hektar sawah dan kebun.
Sepanjang perjalanan 30 km ke arah barat daya dari
kota Nganjuk, Anda memang akan menemukan pemandangan khas dusun dengan aktivitas masyarakatnya yang sebagian besar petani. Sekitar 30 menit barulah Anda menemukan jalan aspal yang mulai menanjak. Hembusan angin yang mengalir pelan pun juga berganti lebih dingin dan cahaya matahari sudah tak lagi terang karena tertutup kabut.
Seperti Puteri Raja
Dengan suasana yang hening, sejuk dan nyaman serta hamparan hijaunya pepohonan alam, air terjun Sedudo tampak seperti putri kerajaan yang tengah berdiri anggun di tengah taman nan asri. Jadi siapapun, rasanya ingin berjalan mendekat untuk menikmati keindahan dan berlama-lama duduk di dekatnya.
Setelah mata dan batin terpuaskan oleh keindahan alam sekitar dan sesaat kaki menginjak di pelataran parkir, Anda langsung dapat menikmati pesona air terjun Sedudo dari atas. Tak lebih dari
lima menit menuruni tangga, Anda sudah sampai di pelataran Air Terjun Sedudo yang resmi dikomersialkan sepuluh tahun lalu. Pada awalnya memang pelataran yang tertata rapi dengan segala fasilitas seperti tempat istirahat pengunjung dan bangunan penunjang lainnya belum ada. Bahkan kolam tempat berendam atau berenang bagi pengunjung yang menampung air terjun baru dibangun sekitar
lima tahun lalu.
Syukurlah dengan segala fasilitas yang ada saat ini seperti ruang ganti, toilet, tempat istirahat dan berbagai rumah makan serta toko cinderamata, membuat pengunjung jadi lebih nyaman dan betah menikmati keindahan air terjun yang tingginya sekitar 100 meter itu. Bunyi serangga bercampur dengan gemuruh guyuran air di bebatuan menciptakan alunan musik alam yang membuat kita merasa lepas dari beban kehidupan sehari-hari.
Bagi pengunjung yang tak tahan dingin tapi ingin berendam disarankan untuk memilih waktu berendam saat terik matahari. Di saat seperti itu meski air tetap dingin, tapi tidak terlalu mengigit tulang sebagaimana pada pagi atau sore hari.
Berkah Ki Ageng Ngaliman
Setiap obyek wisata tentu memiliki nilai lebih, semisal cerita lain mengenai tempat itu, yang membuat obyek tersebut tambah menarik. Begitu juga halnya dengan air terjun Sedudo. Di saat bulan purnama di bulan Suro misalnya, di tempat itu banyak acara ritual yang diselenggarakan sehingga membuat Sedudo jauh lebih ramai dari hari-hari biasa.
Menurut Rahman yang sudah puluhan tahun menjadi juru kunci di tempat wisata itu, berdasarkan cerita turun-temurun, dulu kawasan Sedudo merupakan tempat pertapaan Ki Ageng Ngaliman, tokoh pelopor penyebaran agama Islam di Nganjuk waktu itu. Sebagai penghormatan atas jasa-jasanya, maka setiap bulan Suro sebuah upacara ritual selalu digelar. Ritual yang diberinama pengambilan Air Sedudo itu diisi dengan acara iring-iringan gadis berambut panjang yang berbusana adat Jawa, berjalan perlahan menuju kolam yang berada tepat di bawah air terjun.
Lima gadis terdepan membawa klenting (istilah Jawa untuk guci-Red), sedang sepuluh lainnya mengiringi para pembawa klenting itu. Tembang Ilir-ilir mengiringi langkah mereka. Tak lama kemudian, ke 15 gadis yang disebut Putri Tirtosari itu, tiba di kolam yang sudah menunggu lima pemuda, yang juga berpakaian ala abdi keraton di kerajaan Jawa.
Lima pemuda dengan sebutan jejaka taruna inilah, yang akan mengambilkan air pusaka dari air terjun Sedudo.
Begitu
lima gadis pembawa klenting sudah berhadap-hadapan dengan jejaka taruna, guci aneka warna itu diserahkan. Tak berapa lama, kelima pemuda menuju dasar air terjun yang bersuara gemuruh. Mereka menengadahkan klenting itu, dan air Sedudo yang dipercayai penuh khasiat, memenuhi kelima guci. Air Sedudo di dalam
lima klenting itu, kemudian dipersembahkan sebagai sesaji.
Awet Muda dan Berwibawa
Dari sesaji itu diharapkan dapat membawa berkah keselamatan bagi warga Kota Nganjuk. Bau dupa yang diletakkan di dekat kolam oleh seorang petugas di awal upacara mengentalkan nuansa mistis itu. Kuatnya kesan mistis ini, seiring dengan keyakinan masyarakat Nganjuk dan juga Jatim, tentang khasiat air Sedudo. Warga yakin, dengan mandi di air terjun tersebut, mereka akan memperoleh berkah, entah berupa awet muda, murah rezekinya, atau berkah makin berwibawa, khususnya bagi para pejabat atau bos perusahaan.
Mereka percaya, air yang mengalir tak henti-hentinya mengalir di Sedudo, bersumber dari tempat keramat, yakni tempat di mana para dewa bersemayam. Tak heran, ketika malam tahun baru Hijriyah 1 Muharram, atau biasa dikenal malam 1 Suro oleh masyarakat Jawa, ribuan pengunjung selalu memadati Sedudo. Di tengah dinginnya air terjun Sedudo, mereka mandi beramai-ramai di kolamnya.
Aspek sejarah lain, khususnya tentang pemanfaatan Sedudo oleh kalangan raja dan ulama di zaman Kerajaan Majapahit dan kejayaan Islam, sangat mempengaruhi kepercayaan masyarakat tentang khasiat air terjun tersebut. Di jaman Majapahit Sedudo sering digunakan untuk mencuci senjata pusaka milik raja dan patih dalam Prana Pratista. Sementara di zaman kerajaan Islam, Sedudo sangat dikenal sebagai kawasan pertapaan Ki Ageng Ngaliman.
Untuk mencapai obyek wisata Air Terjun Sedudo ini, Anda dapat menggunakan segala macam alat transportasi. Meski tidak ada angkutan umum yang langsung menuju obyek wisata, tapi banyak mobil sewaan yang siap mengantar Anda. Jadi pastikan Anda berkunjung ke air terjun Sedudo, jika kebetulan melintasi
kota Nganjuk bersama keluarga. Selamat berlibur
(SENIOR/Lalang Ken Handita)
v Dibalik Mitos Air Terjun Sedudo Nganjuk
Kaya rempah-rempah, Bisa jadi Obat Awet Muda
Banyak yang menyakini jika air terjun Sedudo mampumembuat awet muda siapa saja yang mandi disana. Ada apa dibalik mitos itu?
Jika kita mendengar wisata air terjun Sedudo yangterletak di Desa Ngliman Kec Sawahan, akan selalumuncul dibenak kita jika air terjun ini mempunyaibanyak khasiat, salah satunya adalah menjadi obat awetmuda. Hal ini banyak diyakini masyarakat sekitar, jugamasyarakat diluar Nganjuk. Terbukti jika wisata airterjun ini tak pernah sepi dari pengunjung. Baik yanghanya sekedar ingin menikmati pemandangannnya yangindah, ataumemang sengaja ingin membuktikan mitos yangbanyak berkembang itu.Namun tak banyak yang tahu apa yang menyebabkan airterjun yang berada di Kab Nganjuk bagian selatan itumempunyai mitos seperti ini. Kalangan sejarah menilai,mitos ini berdasar atas sejarah terbentuknya airterjun itu dan kajian ilmiah.Harimintadji, salah satu tokoh sejarah di Nganjukmengungkapkan ada sejarah dan perkiraan secara ilmiahtentang mitos itu. Dari tinjauan sejarah, saat itu airterjun Sedudo dibuat oleh salah satu tokoh wargasekitar bernama Sanak Pogalan. Ia merupakan petanitebu yang harus menelan kecewa dari peenguasa jamanitu. Karena kekecewaannya inilah, ia kemudian menjadipertama disekitar sumber air terjun Sedudo. Dalamtapanya, ia berniat untuk menenggelamkan
Kota Nganjuk dengan membuat sumber air yang sangat besar.
r.
’’Dia bersumpah untuk menggelamkan desanya itu. Dandibuatlah sumber air yang sangat besar,’’ tuturHarmintadji, yang pernah menjabat sebagai Wedoro KabNganjuk itu.Karena kesucian Sanak Pogalan inilah, sebagian wargameyakini jika sumber air terjun Sedudo, mengandungbeberapa khasiat, salah satunya menjadi obat awet muda.
’’Menurut sejarhnya begitu,’’ tambahHarmintadji. Selain tentang sejarah, ia juga menduga jika secarailmiah khasiat obat awet muda dari air terjun Sedudoini bisa diraba. Menurutnya, pada jaman kerajan dulu, ada tokoh bernama Resi Curigonoto yang sengaja mengasingkan diri di atas lokasi air terjun. Dalam pengasingannya itu, Resi Curigonoto berniat untuk menjadikan hutan itu sebagai kebun rempah-rempah. Karena menganggap jika tanah hutan, bisa menjadi mediayang sangat bagus untuk mengembangkan rempah-rempahyang saat itu menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Resi Curigonoto lantas meminta Raja Kerajaan Kediri untukmengirim rempah-rempah ke tempat pengasingannya itu. Namun, tak begitu jauh dari tujuannya, tiba-tibagerobak-gerobak yang mengangkut rempah-renpah iiterguling diantara sumber air terjun Sedudo. ’’Lalurempah-rempah ini tumbuh subur hingga memenuhi hutanyang menjadi tempat sumber air terjun Sedudo,’’tambahnya.Sehingga, lanjut pria yang menjadi pegawai negerisipil (PNS) sejak tahun 1964 itu, air yang mengalir keair terjun Sedudo banyak mengandung rempah-rempah itu.’’Secara otomatis, rempah-rempah ini mampu menjadiobat yang multi khasiat, salah satunya adalah memmbuatwajah tampak bersih. Sehingga kelihatan awet muda,’’katanya.Mitos ini juga sdijunjung tinggi oleh Pemkab Nganjuksendiri. Buktinya, setiap bulan Syuro, Pemkab Nganjukmenggelar ritual ‘Siraman’. Dimana akan banyakmasyarakat Nganjuk yang mandi bersama di lokasi wisataair terjun ini. ’’Memang budaya siraman ini menjadi agenda tahunanPemkab Nganjuk. Selain untuk menarik wisatawan, jugauntuk melestarikan budaya yang sudah ada ratusan tahunsilam itu,’’ kata Ujang Zalkadri , Ka Sub Din Obyekdan Daya Tarik Wisata Disparbuda Nganjuk.